21 Maret 2011

Traffic Jam




Hari senin pagi di Jakarta selalu tampak lebih 'heboh' dari harihari lainnya, nggak tau kenapa atau cuma perasaan saya saja, tapi tetep ya, kemacetan itu terjadi sangat parah.
Kemacetan membuat transportation cost menjadi sangat mahal, barangbarang banyak yang terlambat, sehingga terjadi kenaikan harga barang karea sulitnya sistem distribusi dan logistik.  Investor menjadi memalingkan mukanya dari Indonesia karena dengan adanya kemacetan, mereka tahu externalitas negatif cost akan semakin tinggi dan itu akan merugikan mereka. 

Saya sering membayangkan kalo keseharian di Jakarta tanpa adanya kemacetan, mungkin perekonomian menjadi sangat tinggi pertumbuhannya atau malah tidak berkembang sama sekali?
Masalahnya, kemacetan itu terjadi karena gagalnya sistem infrastruktur di Jakarta


Kepadatan lalu lintas jakarta pagi hari I pengamatan I



Kemacetan di Jakarta mungkin tidak hanya dilihat dari satu sudut pandang saja atau satu aspek saja, namun sangat kompleks antara satu dengan lainnya,
Coba kita sebutkan mulai dari tataguna tanah, kondisi angkutan umum itu sendiri, sampai masalah perekonomian masyarakat dan kondisi sosial. Banyak sekali ya? Padahal banjir belum dimasukkan disini sebagai faktor penyeabab kemacetan itu sendiri. *sigh*

Dahulu, pembangunan tol secara besarbesaran memicu masuknya kendaraan pribadi yang lebih banyak daripada seharusnya.Ya, kita kemudian menjadi pasar kendaraan pribadi, dengan tidak memperdulikan berbagai dampak yang ada. Political economy?

Tataguna tanah kita memang sangat kacau, paling banyak digunakan untuk kegiatan permukiman dan itu terjadi secara sprawl, leap frog development dan kebanyakan pembangunan yang ada di kotakota Indonesia bersifat 'ribbon by development' atau dimana terjadi pembangunan kegiatan terlebih dahulu baru kemudian infrastruktur dan utilitas lain mengikuti. Efektif? jelas tidak.
Kemudian antara lokasi kegiatan satu dengan kegiatan lainnya lokasinya sangat berjauhan (contoh : permukiman dengan tempat kerja), sehingga memerlukan waktu untuk perpindahan yang lama.
Selain itu, dengan tataguna tanah yang bersifat 'ribbon by development' menyebabkan banyak lokasi yang tidak dapat diakses dengan kendaraan umum karena lokasinya yang terpencil, jalan yang rusak ataupun lebar jalan yang terlalu sempit, sehingga rute angkutan umum tidak dapat menjangkaunya.

Sementara itu, pembangunan mal atau kegiatan ekonomi lainnya telah membuat beberapa titik kemacetan baru, karena perebutan arus masuk dan arus keluar bagi pengunjungnya. Disini peran arsitek sangat besar, seharusnya mereka memperkirakan keadaan transportasi sekitarnya dan mengatur sirkulasi masuk maupun keluar sehingga tidak menimbulkan kemacetan.

Dari sisi pertambahan luas jalan yang tidak sesuai dengan pertumbuhan kendaraan bermotor, dan itu juga dianggap menjadi salah satu penyebab kemacetan.
Kredit kendaraan pribadi yang sekarang ini semakin murah, terkadang tanpa uang muka pun sudah dapat membawa pulang kendaraan bermotor.

Tidak adanya integrated transportasi atau kesenimbungan antara moda satu dengan yang lain sehingga menyebabkan masyarakat kesulitan untuk menjangkau lokasi tertentu secara murah dan efisien

Disisi lain, kondisi angkutan umum kita juga sangat tidak terawat, kotor, tidak aman karena banyak pencopet, tidak dilengkapi dengan sarana publik seperti toilet, berhenti sembarangan sehingga menyebabkan lalu lintas semrawut.
Pemilik kendaraan umum, sepertinya banyak yang menginginkan keuntungan semata tanpa memperhatikan kaidahkaidah yang ada, kendaraan yang semakin tua namun tidak dirawat dengan baik sehingga menghasilkan polusi yang semakin parah.

Faktorfaktor diatas, merupakan beberapa aspek yang menyebabkan masyarakat berpindah dari kendaraan umum ke kendaraan pribadi.

Terkadang beberapa angkutan umum tidakmau melalui rute yang tidak dilalui oleh kendaraan umum selain disebabkan karena bruknya infrastruktur, kemampuan masyarakat untuk membayar juga sangat lemah dan ini menyebabkan kerugian karena operasional cost tidak sesuai dengan revenue yang diharapkan.
Lain ceritanya untuk beberapa jenis angkutan yang dapat membawa banyak penumpang untuk sekali jalan, seperti kereta api ataupun bus, karena dengan daya tampung yang besar, mereka dapat membawa penumpang dengan lebih banyak, sehingga economic return of scale nya menjadi terpenuhi, sehingga jenis angkutan umum ini (sampai sekarang) menjadi angkutan umum yang paling sesuai untuk kawasan perkotaan yang memiliki penduduk yang padat.

Kebijakan pemerintah untuk menanggulangi kemacetan pun sampai sekarang belum ada yang dapat berjalan dengan baik, beberapa mega project seperti MRT, sampai sekarang terbengkalai.
Beberapa angkutan umum telah disubsidi oleh pemerintah, tapi pemerintah tidak melakukan monitoring dan evaluasi kemana subsidi itu digunakan. Privatisasi untuk beberapa jenis angkutan umum juga tidak berjalan dengan baik, privatisasi tidak semuanya buruk, tergantung bagaimana kesepakatan diantara dua belah pihak tersebut, namun tetap pada patokan dimana seharusnya pemerintah juga mengedepankan nama rakyat.

Di Cina, pemerintah tidak memberikan subsidi apapun untuk kendaraan pribadi, namun memberikan subsidi sepenuhnya untuk kendaraan umum. Sepertinya pemerintah kita mulai meniru ini, dimana BBM bersubsidi hanya diberikan untk kendaraan berplat kuning, kendaraan plat hitam harus menggunakan BBM pertamax yang sekarang ini harganya mulai melambung.
Pemerintah juga sampai sekarang belum memberikan kebijakan atas berpindahnya pengguna kendaraan umum ke kendaraan pribadi, padahal, itu sudah lama sekali terjadi.
Pengaturan kembali kendaraan umum juga harus diperhatikan oleh pemerintah, dengan adanya busway, angkutanangkutan umum lainnya menjadi feeder, sehingga pada haltehalte busway menjadi terminal bayangan dan kalo tidak dibenahi secepatnya akan menimbulkan kesemrawutan bahkan titik kemacetan baru. 
Jam datang busway sepertinya harus diatur atau terjadwal sehingga memberikan kenyamanan bagi penggunanya, sehingga tidak ada lagi penumpukan penumpang dan kasus penumpang yang sampai pingsan menunggu di halte busway.
Dan sepertinya pemerintah harus tegas dalam memberikan ijin bangunan, mengikuti blueprint yang berlaku, sehingga dapat mengurangi kemacetan yang dikarenakan oleh penatagunaan lahan yang salah. Superblok mungkin menjadi salah satu cara untuk mengurangi pergerkan penduduk dan kemacetan, namun sekarang ini superblok hanya dapat dilakukan oleh pengembang swasta dan tidak secara massal.

Berani mencoba untuk melakukan urban renewal seperti yang dilakukan Amerika? 
Memang membutuhkan biaya yang sangat besar tapi sepadan dengan hasilnya dan itu bisa dilakukan secara bertahap, barangbarang yang masih bagus dapat digunakan lagi sehingga lebih menghemat, lama memang dan juga kita akan berhadapan dengan masyarakat kita yang belum mengerti tentang pentingnya pemanfaatan ruang. Namun bagaimana cara kita mengurangi kemacetan dari segi penataan ruang?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar