10 Mei 2011

Super Boy


Kmaren saya ngobrol dengan seorang teman, dan pada akhirnya tema obrolan kami nyasar ke masalah anak dan tumbuhkembangnya. *sok tau banget*
Saya bilang ke teman saya, kalo nantinya saya tidak mau anak saya tumbuh dan berkembang di tengah hiruk pikuk kota besar seperti Jakarta, yang kurang ramah terhadap anak. Bayangkan saja, di sekitar tempat saya tinggal sekarang ini, hampir tidak ada taman, tidak ada tempat bermain untuk anak, ditambah parahnya sistem lalu lintas,polusi udara dan suara, bagaimana anak saya nanti dapat tumbuh dengan baik kalo lingkungannya saja tidak mendukung?
Yang kedua adalah masalah sosial. Sebaikbaiknya keluarga mendidik dirumah, pengaruh luar jauh lebih kuat dari apa yang diberikan di dalam rumah contohnya seperti tindak kriminalitas, tawuran, narkoba, pergaulan bebas dan ancaman bullying di sekolah. Ini sangat memprihatinkan, bagaimana tentang kesehatan mental anakanak nantinya?




Sekarang ini banyak sekali kasus dimana anakanak mengalami depresi karena berbagai tekanan yang ada, banyak orangtua memaksa anaknya untuk menjadi anak super, anak harus pinter dengan les ini itu, belajar di sekolah favorit yang biaya nya selangit, pergi pagi pulang sore terkadang malam, harus bisa bahasa ini itu, belum harus ditambah dengan masalah sosial dan lingkungan. Saya pikir, hey, ini anak loh.. mereka baru belajar menghadapi hidup dan para orang tua itu memberikan beban terlalu berat daripada yang dapat mereka tanggung. Kalo anaknya sendiri seneng belajar sih, ga masalah. Nah, kalo anaknya ini ada kesulitan untuk ini dan para orang tua itu memaksa gimana? Kasian anaknya kan?

Saya ingat ketika saya masih kecil, saya tidak malu dikatakan sebagai anak desa yang tidak mengenal game mario bros, spica ato apapun lah namanya. Saya selalu bangga bercerita kalo saya bisa manjat pohon, mengambil buahnya dan makan diatas pohon tersebut, larilarian di alam bebas sambil mengejar layangan ato mencari serangga dan memancing ikan, walopun saya tidak bisa berenang. Saya punya banyak teman yang sekarang ini banyak membantu saya untuk mudah beradaptasi dimana saja dengan siapa saja.
Saya merasa jauh lebih beruntung dari anakanak kota itu, mereka hanya bisa bermain game tanpa adanya interaksi dengan banyak orang, polusi dan tingkat kriminalitas yang tinggi selalu menghantui, mereka jarang bergerak sehingga banyak penyakit yang menghantui mereka dari kecil.

Saya pikir, bahwa anak itu harus dekat dengan alam, alam adalah guru terbaik untuk anak, mereka dapat belajar memahami keseimbangan dalam lingkungan, membentuk fisik dan mental mereka, mengajari apa itu kesederhanaan, bagaimana berinteraksi sosial. Bukannya itu adalah hal yang paling mendasar untuk diajarkan kepada anak? *ini cuma opini saya saja lho*

Disatu sisi, kotakota besar kita merupakan kota yang tidak layak anak. Tidak adanya taman untuk bermain anak, kualitas lingkungan yang buruk, kemacetan, tingginya kriminalitas dan kehidupan sosial yang kurang mendukung.
Kekerasan urban menjadi salah satu fokus disamping guna lahan yang carutmarut dan mengakibatkan kurangnya ruang terbuka hijau untuk memperbaiki keseimbangan alam.
Kekerasan urban disamping disebabkan karena masalah ekonomi (tingginya angka kemiskinan kota dapat menyebabkan tingginya tingkat kriminalitas) apalagi jika ditunjang dengan tata kota dan kualitas serta kuantitas sarana prasarana utilitas kota yang kurang mendukung. 
Desain kota yang baik dapat menjadi salah satu faktor yang memudahkan monitoring dalam kehidupan perkotaan, ditambah dengan sarana prasarana penunjang yang memadai seperti penerangan perkotaan, pengaturan kehidupan dan kegiatan dalam perkotaan juga mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat kriminalitas perkotaan.
Kawasan bronx di Amerika, dulu terjadi karena wilayah yang pada siang hari menjadi pusat kegiatan perekonomian (CBD/central bussines district) ketika malam ditinggalkan oleh penghuninya, daerah yang sepi ditambah kurangnya sarana penerangan, akhirnya menjadi lokasi untuk melakukan tindak kejahatan.

Bayangkan saja ketika anakanak itu pulang pada malam hari (karena mereka harus les ini itu, orangtua sibuk, jadi mereka pulang sendiri) mereka melewati wilayah yang sepi dan gelap, sering sekali mereka jadi korban penculikan untuk dipekerjakan kembali ato dijual organ tubuhnya. Jangankan itu terjadi dijalan, dirumahpun, jika pengawasan yang kurang ditambah ketidakpedulian tetangga, banyak anakanak yang berhasil diculik.
Apakah masih aman, jika anakanak tumbuh dan berkembang di kota seperti ini? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar