17 Februari 2011

The Fragrant Garden

Yogyakarta, selain disebut sebagai Kota Batik, juga merupakan Kota Budaya yang banyak memiliki obyek wisata. Banyaknya atraksi wisata yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta ini, menjadikan Kota Yogyakarta menjadi tujuan utama para wisatawan baik manca maupun domestik untuk menikmati keindahan budaya Indonesia apalagi ditunjang dengan kemudahan aksesibilitas baik akses dari luar wilayah Yogyakarta sampai aksesibilitas untuk mengunjungi atraksi wisatanya. 
Selain atraksi wisata yang beragam, kemudahan aksesibilitas, amenitas juga memiliki peranan penting bagi perkembangan sektor industri wisata yang memberikan kontribusi terbesar bagi pertumbuhan ekonomi Yogyakarta.

Atraksi wisata yang menjadi fokus kali adalah Taman Sari.

Taman Sari, adalah
Taman yang (dahulu) memiliki luas 10 Ha dengan banyak bangunan dan dikelilingi oleh danau buatan, lorong bawah tanah dan kolam pemandian.  Kebun yang digunakan secara efektif antara tahun 1765 sampai 1812, mulanya membentang dari barat daya kompleks Kedhaton sampai tenggara kompleks Magangan. Namun saat ini, sisa-sisa bagian Taman Sari yang dapat dilihat hanyalah yang berada di barat daya kompleks Kedhaton saja. 
Walaupun hanya sisasisa bangunan, namun di bebarapa spot dalam atraksi wisata ini memiliki banyak point of interest, salah satunya adalah 'Umbul Pasiraman' atau 'Umbul Binangun' yang merupakan tempat pemandian para putri atau selir raja.


Disini, karena minim dengan tanaman, maka panas menjadi menyengat, maka dari itu terdapat aliranaliran air dibawah bangunan untuk 'mendinginkan' suhu ruangan. Beberapa tempat malah terdapat 'tungku' untuk memanaskan udara dalam ruang yang gunanya bukan untuk menambah panas tapi untuk 'memasukkan' udara dingin ke dalam ruang.

Spot yang lain adalah 'Pulo Kenongo' tapi banyak yang menyebutnya 'Masjid Bawah Tanah'. Saya masih bingung dengan kedua penyebutan bangunan ini, namun, bangunan ini memiliki dua lantai bangunan dan banyak ventilasi udaranya. Untuk masuk kebangunan ini harus melewati bagian seperti 'kanal' namun dengan kedalam air yang sangat rendah, hanya sebatas mata kaki orang dewasa, ketika saya menanyakan pada penjaga setempat, katanya sih, untuk mensucikan diri.




Permukiman penduduk tersebut berdiri diatas 'Sultan Ground', seharusnya pihak keraton dapat mengatur bagian mana yang boleh dibangun, mana yang tidak, namun dengan 'desakan' pertumbuhan penduduk yang tinggi di tambah dengan terbatasnya lahan, menyebabkan kepadatan bangunan disekitar wisata tersebut sangat tinggi, dan ini kurang baik bagi kawasan wisata dan permukiman penduduk itu sendiri. Sultan yang mengetahui pasti masalah ini, juga tidak tega untuk 'memindahkan' warganya.

Pada saat ini, Kompleks wisata Taman Sari sedang mengalami tahap recovery, desaindesain  untuk 'memunculkan' kembali kemegahan Taman Sari sudah dibuat dan mulai diterapkan dan begipula dengan pembangunannya yang sekarang ini difokuskan pada bangunanbangunan utama dari Taman Sari.

Semoga pembangunan taman sari dapat berhasil dengan baik, sehingga kemegahan "The Fragrant Garden" dapat dilihat seperti pada masa keemasannya terdahulu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar